Jakarta - Kondisi gagal bayar yang dialami oleh Dubai World utamanya dipicu oleh ekspansi yang berlebihan melalui penerbitan surat utang. Ekspansi berlebihan ini tidak diimbangi oleh kemampuan pembayaran.
Dubai merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang cukup ekspansif melakukan pembangunan gedung-gedung mewah.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar. Pemerintah Dubai mengumumkan telah menunjuk konsultan Deloitte untuk membantu restrukturisasi utang obligasi tersebut.
Namun, kondisi gagal bayar Dubai World yang sempat mengguncang bursa-bursa di Eropa dan AS ini, tidak menimbulkan dampak yang dalam kepada sektor keuangan di Indonesia.
Berikut penjelasan dari Chief Economist Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa ketika ditemui di sebuah acara diskusi di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (28/11/2009):
Apa yang menjadi penyebab gagal bayar Dubai World ini?
Dubai kalau saya lihat ekspansinya agak keterlaluan. Dimana-mana dia ekspansi utang semua, di tempatnya saja bikin bangunan yang mewah-mewah begitu. Jadi saya pikir tidak sustainable karena orang di sana tidak banyak jadi ini over ekspansi dari perusahaan itu sendiri.
Pengaruhnya ke indonesia?
Saya pikir tidak ada karena selama ini kita melihat waktu mereka masuk ke sini kita tidak melihat ekonominya naik gara-gara mereka masuk. Jadi ada faktor lain yang lebih signifikan dibandingkan hal itu, yaitu ketika BI menurunkan suku bunga pada bulan Desember 2008 yang lalu sampai sekarang berada di level yang rendah. Kalau bunga bisa bertahan seperti sekarang, rasanya ekonomi bisa lari terus. Cuma tetap saja jangka pendek ada reaksi negatif di pasar maupun rupiah walaupun tidak sampai hancur melemah sampai di atas Rp 10 ribu per dolar AS, paling fluktuasi di Rp 9.500 per dolar AS.
Dampak kasus gagal bayar obligasi Dubai World ini ke rupiah bagaimana?
Saya tidak melihat dampak yang signifikan terhadap nilai tukar karena ini bukan berarti uangnya boleh keluar tiba-tiba, cuma yang masuk melalui mereka akan berkurang. Sementara sentimen negatif dolar masih kuat sehingga rupiahnya kecil terkoreksi semakin dalam. Tapi kalau kita lihat reaksi pasar modal Asia kemarin, dimana pasar modal Asia terkoreksi tajam sekali, ada kemungkinan negatif ke pasar modal kita nanti hari Senin. Cuma untungnya Amerika kemarin tidak terlalu negatif, jadi seandainya ada pengaruhnya pun tidak akan terlalu dalam dan tidak akan terlalu lama karena pada dasarnya keadaan ekonomi kita dan dunia masih lumayan.
Asia kan jatuh, saya monitor Eropa jatuh apa tidak, kalau tidak salah posistif. Amerika semalam katanya indikasinya akan trun, kebetulan mereka lagi libur juga kan, libur thanksgiving, lama liburnya seminggu. Jadi kalau minggu depan Eropa sudah stabil mungkin reaksinya tidak akan dalam. Kan bank yang tereksposur di sana kan HSBC, beberapa bank-bank Inggris, Stanchart mungkin. Tapi yang domestik sendiri belum saya dengar ada bank di sini yang memberi pinjaman ke Dubai atau beli obligasi di sana. Jadi harusnya impact finansial kita relatif terbatas yang langsung, yang ada paling yang tidak langsung ke sentimen negatif di bursa karena global jatuh di sini juga jatuh.
Terhadap investor berpengaruh?
Pada dasarnya mereka akan tunggu dulu. Biasanya ketika suatu negara berkembang jatuh mereka akan tunggu sampai suasana stabil, jadi akan tergantung pada prospek nanti kita ke depannya bagaimana dalam jangka waktu yang panjang. Tapi dalam waktu yang pendek ada kemungkinan mereka tunggu-tunggu dan mungkin sebagian pulang. Saya tidak expect dampaknya kenapa, karena ekonomi Dubai sendiri link -nya jauh, ya mungkin ke investasi beberapa tadi, tapi tidak berarti ekonomi langsung jatuh, mungkin seminggu mereka akan wait and see . Itu akan menentukan investasi di sini atau tidak. Tapi selama kita bisa menjaga fundamental, ekonominya tidak terlalu masalah.
Berapa persen investasi mereka (Dubai) ke sini?
60-70 persen investasi asing di pasar modal. Kalau Dubai di capital market tidak kelihatan. Timur Tengah investasinya sedikit jadi belum terlalu banyak.
US$ 7,2 miliar itu besar atau kecil?
Saya pikir besar, cukup signifikan tapi itu kan tidak setahun. Kalau dibandingkan bangun hotel kan 3-5 tahun, jadi dibagi 3 waktunya. Jadi setahunnya US$ 3,2 milliar.
Cukup signifikan cuma sebelum uang itu masuk terus nanti beda keadaanya belum masuk dan masuk banyak. Kalau sudah masuk banyak dan dampaknya berhenti itu akan signifikan, tapi inikan belum mulai seandainya ada impact -nya pun belum signifikan.
(nia/dnl)
Source picture : http://www.economywatch.com/images/palm-island-dubai.jpg
Source news : http://www.detikfinance.com/read/2009/11/28/124519/1250122/6/ekspansi- berlebihan-dari-utang-penyebab-gagal-bayar-dubai-world
Dubai merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang cukup ekspansif melakukan pembangunan gedung-gedung mewah.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar. Pemerintah Dubai mengumumkan telah menunjuk konsultan Deloitte untuk membantu restrukturisasi utang obligasi tersebut.
Namun, kondisi gagal bayar Dubai World yang sempat mengguncang bursa-bursa di Eropa dan AS ini, tidak menimbulkan dampak yang dalam kepada sektor keuangan di Indonesia.
Berikut penjelasan dari Chief Economist Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa ketika ditemui di sebuah acara diskusi di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (28/11/2009):
Apa yang menjadi penyebab gagal bayar Dubai World ini?
Dubai kalau saya lihat ekspansinya agak keterlaluan. Dimana-mana dia ekspansi utang semua, di tempatnya saja bikin bangunan yang mewah-mewah begitu. Jadi saya pikir tidak sustainable karena orang di sana tidak banyak jadi ini over ekspansi dari perusahaan itu sendiri.
Pengaruhnya ke indonesia?
Saya pikir tidak ada karena selama ini kita melihat waktu mereka masuk ke sini kita tidak melihat ekonominya naik gara-gara mereka masuk. Jadi ada faktor lain yang lebih signifikan dibandingkan hal itu, yaitu ketika BI menurunkan suku bunga pada bulan Desember 2008 yang lalu sampai sekarang berada di level yang rendah. Kalau bunga bisa bertahan seperti sekarang, rasanya ekonomi bisa lari terus. Cuma tetap saja jangka pendek ada reaksi negatif di pasar maupun rupiah walaupun tidak sampai hancur melemah sampai di atas Rp 10 ribu per dolar AS, paling fluktuasi di Rp 9.500 per dolar AS.
Dampak kasus gagal bayar obligasi Dubai World ini ke rupiah bagaimana?
Saya tidak melihat dampak yang signifikan terhadap nilai tukar karena ini bukan berarti uangnya boleh keluar tiba-tiba, cuma yang masuk melalui mereka akan berkurang. Sementara sentimen negatif dolar masih kuat sehingga rupiahnya kecil terkoreksi semakin dalam. Tapi kalau kita lihat reaksi pasar modal Asia kemarin, dimana pasar modal Asia terkoreksi tajam sekali, ada kemungkinan negatif ke pasar modal kita nanti hari Senin. Cuma untungnya Amerika kemarin tidak terlalu negatif, jadi seandainya ada pengaruhnya pun tidak akan terlalu dalam dan tidak akan terlalu lama karena pada dasarnya keadaan ekonomi kita dan dunia masih lumayan.
Asia kan jatuh, saya monitor Eropa jatuh apa tidak, kalau tidak salah posistif. Amerika semalam katanya indikasinya akan trun, kebetulan mereka lagi libur juga kan, libur thanksgiving, lama liburnya seminggu. Jadi kalau minggu depan Eropa sudah stabil mungkin reaksinya tidak akan dalam. Kan bank yang tereksposur di sana kan HSBC, beberapa bank-bank Inggris, Stanchart mungkin. Tapi yang domestik sendiri belum saya dengar ada bank di sini yang memberi pinjaman ke Dubai atau beli obligasi di sana. Jadi harusnya impact finansial kita relatif terbatas yang langsung, yang ada paling yang tidak langsung ke sentimen negatif di bursa karena global jatuh di sini juga jatuh.
Terhadap investor berpengaruh?
Pada dasarnya mereka akan tunggu dulu. Biasanya ketika suatu negara berkembang jatuh mereka akan tunggu sampai suasana stabil, jadi akan tergantung pada prospek nanti kita ke depannya bagaimana dalam jangka waktu yang panjang. Tapi dalam waktu yang pendek ada kemungkinan mereka tunggu-tunggu dan mungkin sebagian pulang. Saya tidak expect dampaknya kenapa, karena ekonomi Dubai sendiri link -nya jauh, ya mungkin ke investasi beberapa tadi, tapi tidak berarti ekonomi langsung jatuh, mungkin seminggu mereka akan wait and see . Itu akan menentukan investasi di sini atau tidak. Tapi selama kita bisa menjaga fundamental, ekonominya tidak terlalu masalah.
Berapa persen investasi mereka (Dubai) ke sini?
60-70 persen investasi asing di pasar modal. Kalau Dubai di capital market tidak kelihatan. Timur Tengah investasinya sedikit jadi belum terlalu banyak.
US$ 7,2 miliar itu besar atau kecil?
Saya pikir besar, cukup signifikan tapi itu kan tidak setahun. Kalau dibandingkan bangun hotel kan 3-5 tahun, jadi dibagi 3 waktunya. Jadi setahunnya US$ 3,2 milliar.
Cukup signifikan cuma sebelum uang itu masuk terus nanti beda keadaanya belum masuk dan masuk banyak. Kalau sudah masuk banyak dan dampaknya berhenti itu akan signifikan, tapi inikan belum mulai seandainya ada impact -nya pun belum signifikan.
(nia/dnl)
Source picture : http://www.economywatch.com/images/palm-island-dubai.jpg
Source news : http://www.detikfinance.com/read/2009/11/28/124519/1250122/6/ekspansi- berlebihan-dari-utang-penyebab-gagal-bayar-dubai-world
0 komentar:
Post a Comment